Senin, 29 Oktober 2012

DINASTI USMANI (Dalam Perspektif Awal Berdirinya, Hukum Pembunuhan Keluarga dan Pembaharuan Kemal Ataturk)

                                                  DINASTI USMANI
 (Dalam Perspektif Awal Berdirinya, Hukum Pembunuhan Keluarga dan Pembaharuan Kemal Ataturk)
                                                  Oleh : Hartono GS

A. Pendahuluan
        Dinasti Usmani atau yang sering dikenal juga Dinasti Ottoman dan Turki Utsmani berkuasa mulai pada abad 13 sampai abad 19. kalau dicermati secara seksama kedudukan dinasti ini terletak diantara dua benua yaitu Asia dan Eropa yang notabene bukan asli orang Arab (ashabiyah Arab dikalahkan dengan bangsa Turki) ataupun orang Persia, ketika itu sejak mundur dan berakhirnya era Abbasiyah, keadaan politik umat Islam mengalami kemajuan kembali oleh dua kerajaan besar lainnya yaitu: Mughal di India, dan Safawidi Persia. Dari ketiganya, Turki Usmani, adalah yang terbesar dan terlama. Turki dilihat dahulu hingga saat ini secara geografis memiliki tempat yang sangat strategis diantara dua benua, fakta geografis inilah antara lain akhirnya Turki hingga hari ini terus memperjuangkan untuk bergabung dengan Uni-Eropa, selain itu dari sisi pemikiran pun juga demikian yaitu Turki memiliki kecendrungan cara berpikir yang sekuler seperti kebanyakan negara Uni-Eropa.
        Sekilas fakta diatas seolah meyebutkan dua argumen serta negosiasi besar untuk melihat Turki saat ini,  pertama Turki seolah telah tercerabut dari akar yang sudah ada sejak abad ke 13 sampai ke 19 (7 abad), yaitu pemegang teguh konsep Khilafah Islamiyah/ideologi Islamnya artinya kelompok pertama ini ingin mengambalikan sistem kekhalifahan akan tetapi mereka lupa bahwa kekhalifahan yang baik dan bagus sebagai reaktualisasi adalah konsep ummatan wasathan (komunitas medium, Albaqarah 143) yang mana konsep ini sudah final pada masa khulafaur rasyidun, kedua Turki ingin dan telah mewujudkan negara sekuler saat ini, hal ini terjadi karena masyarakat Turki menginginkan negara yang modern dengan memisahkan persoalan agama dan negara, akan tetapi Refah (Persiden saat itu) 1995 mengingatkan adanya bahaya ideologi sekulerisme yaitu timbulnya “komunisme, fasisme dan reaksi religius yang tinggi” semua itu bisa saja terjadi dan selain itu sangat dikhawatirkan pula terjadinya gesekan-gesekan yang terus menerus antara golongan Islamis dan sekuler karena keduanya hingga hari ini Merupakan perjuangan antara hidup dan mati.
B. Sejarah Singkat Dinasti Turki Usmani


Dinasti Ottoman berasal dari nama leluhurnya yakni Utsman, dimulai dari Utsman dalam garis laki-laki secara langsung 36 berkuasa dari tahun 1288- 1924. Dinasti ini mencapai puncak keemasannya dalam abad ke-16 di bawah kepemimpinan Sulaiman Agung, puncak keemasan
dalam bidang seni, puisi dan arsitek.  Pada era ini penaklukan sampai ke seluruh Afrika Utara kecuali Maroko. seperti penyusun sebutkan di atas bangsa Turki bukan lah orang-orang Arab meliankan suku Turki sendiri, dari suku ini diantaranya suku Ughuj yang cukup terkenal, dari suku ini masih pula terbagi dalam sub-suku yang mencapai 24, namun pada akhirnya dari suku ini pulalah lahir Sultan Pertama dari Dinasti Usmani yang bernama Usman.
Dalam sejarah tercatat, kasus-kasus sebuah dinasti dan kerajaan acap kali terjadi dan berdiri karena ada sebuah tekanan, pengusiran dan perubahan sosial dari tempat tinggalnya atau bangsanya, hal ini pun serupa seperti yang dialami oleh leluhur Usman, Sulaeman dengan keempat anaknya Shunkur, Gundongdur, al-Thugril dan Dundar, pada Abad ke- 13 M, Chengis Khan mengusir mereka (orang-orang Turki) dari Khurasan dan sekitarnya. Usman yang merupakan khalifah pertama Dinasti Usmani nantinya adalah keturunan dari al-Thugril  yang memiliki kekuasaan di daerah Iski Shahr atas pemberian Sultan Alaudin karena telah menolong Sultan Alaudin untuk mengusir Mongol.
Usman yang lahir pada 1258 M, dan al-Tugril meninggal pada 1288, maka secara otomatis Usman menggantikan dan medeklarasikan diri menjadi Sultan, sejak itulah Dinasti Turki Usmani dimulai, pada tahun berikutnya yaitu 1300 M Sultan Aludin meningal dunia, pasca meningalnya maka Usman mendeklarasikan kembali menjadi Sultan yang berdaulat dengan tiga setrategi yang dibangunya yaitu mulai mencetak mata unag, pembecaan khutbah atas nama dirinya dan penguatan militer sebagai garda depan pertahanannya. kekuatan militer ini dalam perjuangannya sangat massif karena Turki yang awalnya sangat kecil kian hari kian terus berkembang, namun pada 1326 Usman meningal dan di gantikan oleh putranya Orkhan (Urkhan) naik tahta pada usia 42 tahun, pada priode inilah  Islam pertama kali masuk Eropa dengan dukungan tentara (yang terbagi sepuluh, seratus dan seribu) yang terbagi dalam tiga pasukan, pertama tentara Sipahi (tentara reguler) yang mendapatkan gajih setiap bulannya, kedua tentara Hazeb (tentara ireguler) yang mendapatkan gajih ketika mendapatkan harta rampasan perang. Ketiga tentara Jenisari tentara yang direkrut saat berusia dua belas tahun (kebanyakan anak-anak Kristen yang dibimbing Islam dandisiplin yang kuat).
Penganti dari sekian Sultan, Sultan Murad I lah yang dianggap paling berjasa dan disebut-sebut pula pendiri Dinasti Usmani yang sebenarnya, karena pada masa Murad I inilah kejayaan Dinasti sangat terasa seperti penaklukan Kosovo (1389 M) yang akhirnya lima ratus tahun dibawah kekuasaan Dinasti Usmani, Putra Murad yang bernama Bayazid menggantikan ayahnya namun naas ketika melakukan penaklukan Konstantinopel ia tertangkap oleh tentara Timur Lang di Anggora dan wafat didalam penjara, pasca kematian inilah Dinasti Usmani mengalami kemunduran yang luar biasa namun tak begitu lama Dinasti Usmani menemukan pemimpinnya kembali yakni Muhammad, dimasa Muhammad Dinasti Usmani ini bisa berjalan setabil seperti sedia kalanya, dengan keberhasilannya inilah ia dijuluki Umar II.
Murad  II dan Muhammad II, dalam sejarah terkenal dengan sebutan al-Fatih (karena menaklukan Konstantinopel yang pernah dicita-citakan oleh Usman ibn ‘Affan) membuat undang-undang dalam Islam qanun namah yang sangat keras, isinya adalah membunuh saudara kandung, termasuk keponakan, paman dan keluarga dekat yang diagnggap bersaing dalam perebutan kekuasaan adalah halal, dengan alasan lebih baik negara itu utuh dari pada kehilangan wilayah, fatwa ini itu disahkan oleh Shaikh al-Islam. dari fakta sejarah yang ada setelah meningalnya al-Fatih, digantikan oleh putranya Bayazid II, seterusnya di gantikan Salim I yang tekenal sangat kejam (Salim the Grim) karena ia tega melawan ayahnya dan membunuh saudara-saudaranya untuk merebut tahta kekuasaan.
Pasca kekuasan Salim, sejak itulah dalam sejarah Islam terdapat dua jabatan penting yaitu Sultan untuk Dinasti Usmani dan Khalifah bagi seluruh dnia Islam yang dipegang oleh Sulaiman Agung (1520-1560) dengan julukan Sulaeman al-Qanuni dengan berbagai kebijakannya yang sangat membangun Islam. pasca Sulaiman maka terjadi kemunduran yang luar biasa.
C. Periodesasi Sultan Dinasti Turki Utsmani
Raja-Raja Turki Utsmani bergelar Sultan dan Khalifah sekaligus. Sultan menguasai kekuasaan duniawi, sedangkan khalifah berkuasa di bidang agama atau spiritual. Mereka mendapatkan kekuasaan secara turun temurun, walau tidak harus dari putra pertama, bahkan dapat diwariskan kepada saudaranya.
Khilafah Bani Utsmaniyyah tercatat memiliki kurang lebih 36 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad 10 Hijriyah atau abad ke enam belas Masehi. Nama-nama mereka sebagai berikut:

No    Nama dan Masa Pemerintahannya        No    Nama dan Masa Pemerintahannya     
1.     Utsman I (tahun 1229-1326 M)        20.     Muhammad IV (tahun 1648-1687 M)     
2.     Orkhan ( Tahun 1326 – 1359 M)        21.     Sulaiman II (tahun 1687-1691 M)     
3.     Murad I (tahun 1359-1389 M)        22.     Ahmad II (tahun 1691-1695 M)     
4.     Bayazid I (tahun 1389-1402M)        23.     Mushthafa II (tahun 1695-1703 M)     
5.     Muhammad I (tahun 1402-1421 M)        24.     Ahmad III (tahun 1703-1730 M)     
6.     Murad II (tahun 1421-1451 M)        25.     Mahmud I (tahun 1730-1754 M)     
7.     Muhammad II (tahun1451-1481M)        26.     ‘Utsman III (tahun 1754-1757 M)     
8.     Bayazid II (tahun 1481-1512 M)        27.     Musthafa III (tahun 1757-1774 M)     
9.     Salim I (tahun1512-1520 M)        28.     ‘Abdul Hamid I (tahun 1774-1789 M)     
10.     Sulaiman al-Qanuni (tahun 1520-1566 M) peralihan        29.     Salim III (tahun 1789-1807 M)     
11.     Salim II (tahun 1566-1574 M)        30.     Musthafa IV (tahun 1807-1808 M)     
12.     Murad III (tahun 1574-1595 M)        31.     Mahmud II (tahun 1808-1839 M)     
13.     Muhammad III (tahun 1595-1603 M)        32.     ‘Abdul Majid I (tahun 1839-1861 M)     
14.     Ahmad I (tahun 1603-1617 M)        33.     ‘Abdul ‘Aziz I (tahun 1861-1876 M)     
15.     Mushthafa I (tahun 1617-1618 M)        34.     Murad V (tahun 1876-1876 M)     
16.     ‘Utsman II (tahun 1618-1622 M)        35.     ‘Abdul Hamid II (tahun 1876-1909 M)     
17.     Mushthafa I (tahun 1622-1623 M)        36.     Muhammad Risyad V (tahun 1909-1918 M)     
18.     Murad IV (tahun 1623-1640 M)        37.     Muh. Wahiddin (II) (tahun 1918-1922 M)     
19.     Ibrahim I (tahun 1640-1648 M)        38.     ‘Abdul Majid II (tahun 1922-1924 M).    
Dalam sekian lama kekuasaannya, yakni sekitar 625 tahun, tidak kurang dari 38 sultan. Dari 38 sultan yang pernah memerintah Turki Utsmani, Syafiq A. Mughni membaginya ke dalam lima periode:
1. Periode pertama (1229- 1402 M). Periode ini dimulai darii berdirinya kerajaan, ekspansi pertama sampai kehancuran sementara oleh serangan Timur Lank. sultan-sultan yang memimpin pada periode ini adalah Utsman I, Orkhan, Murad I, dan Bayazid I.
2. Periode kedua (1402-1556 M). Periode ini ditandai dengan restorasi kerajaandan cepatnya pertumbuhan sampai pada ekspansinya yang terbesar khususnya pada masa Sultan Salim I putra sultan Bayazid II yang berhasil menguasai Afrika Utara, Syiria, dan Mesir yang pada waktu itu Mesir diperintah oleh kaum Mamluk yang dipimpin oleh al Mutawakkil ‘Ala Allah pada 1517 M. Sultan-sultan yang memimpin pada periode ini adalah Muhammad I, Murad II, Muhammad II, Bayazid II, Salim I dan Sulaiman I Al Qanuni.
Pada periode ini Dinasti Turki Utsmani mencapai masa keemasannnya pada masa pemerintahan Sulaiman I Al Qanuni. Wilayahnua meliputi Daratan Eropa hingga ustria, Mesir, Afrika Utara, Al Jazair, Asia hingga ke Persia; serta melingkupi Lautan Hindia, Laut Arabia, Laut Merah, Laut Tengah, dan Laut Hitam. Ia dijuluki Al Qanuni karena memberlakukan undang-undang dinegerinya. Orang Barat menyebutnya The Magnificient (Sulaiman yang agung), karena Al Al Qanuni-lah yang menyebut dirinya sultan dari segala sultan.
3. Periode ketiga (1556-1699M). Periode ini ditandai dengan kemampuan dalam mempertahankan wilayahnya karena masalah perang yang terus menerus terjadi karena alasan domestik, disamping juga gempuran dari daerah luar. Sultan-Sultan yang memimpin pada periode ini adalah: Salim II, Murad III, Muhammad III, Ahmad I, Mustafa I, Utsman II, Mustafa I (yang keduakalinya), Muarad IV, Ibrahim I, Muhammad IV, Sulaiman III, Ahmad II, dan Mustafa II.
4.Periode keempat (1699-1839 M). Periode ini ditandai dengan bersurutnya kekuatan kerajaan dan terpecahnya wilayah di tangan para penguasa wilayah. Sultan-sultannya adalah sebagai berikut: Ahmad III, Mahmud I, Utsman III, Mustafa III, Abdul Hamid I, Salim III, Mustafa IV, dan Mahmud II.
5. Periode kelima (1839-1922 M). Periode ini ditandai oleh kebangkitan kultural dan administratif dari negara di bawah pengaruh ide-ide Barat. Sultannya adalah Abdul Majid I, Abdul Aziz, Murad V, Abdul Hamid II, Muhammad V, Muhammad VI, dan Abdul Majid II. Sultan sebagaimana yang tersebut terahir hanya bergelar khlaifah, tanpa sultan yang ahirnya diturunkan pula dari jabatan khalifah.


D. Islam pada Masa Modern (memasuki Abad ke- 17 M)
Masa modern atau masa peralihan dari masa Abad pertengahan ke Abad modern dimulai pada Abad ke-17, tepatnya saat terjadinya perjanjian Carltouiz (Carlouiz), 26 Januari 1699 M antara Turki dan Austria, Rusia, Polandia, Venesia, dan Inggris. dengan semangat gold, glory, dan gospel, sedangkan isi dari perjanjian Carltouiz adalah Turki dan Austria terikat perjanjian selama 25 tahun mengenai daerah kekuasaan atau pembagian kekuasaan, dari perjanjian inilah merupakan embrio keruntuhan Dinasti Turki Usmani dan dunia Islam ketika itu mengalami kelumpuhan yang maha dahsyat, ditambah lagi adanya masuknya pengaruh renaissance kedunia Islam melalui Mesir oleh Napoleon tahun 1798 M, semua ini menurut Harun Nasution Merupakan cara pandang pemikir Islam sedangkan sudut pandang Ekonomi Erpoa dan barat mengalami krisis yang luar biasa sehingga mereka mengkolonialisasi berbagai belahan dunia samapai ke Indonesia.
Kebangkitan Eropa pada Abad ke 17-18 merupakan kebangkitan sebuah keilmuan yang memisahkan antara agama dan politik, ketika itu berbagai produk keilmuan terus gencar dikembangkan mulai dari militernya, ekonominya, hukumnya, politiknya dan sebaginya, sehingga Erpoa telah siap untuk membalik menjajah hamper seluruh dunia Islam. peristiwa perang yang cukup tragis ketika Turki mengalami kekalahan Perang Balkan 1912-1913 dan Treaty of Bukharest 1913 M wilayah Turki di Erpoa 80 % sudah dikuasai Erapa, yang akhirnyamelahirkan nasionalisme Turki di bawah Gerakan Turki Muda yang sudah lahir sebelumnya pada 1908 M.
        Setalah Perang Dunia I berakhir, tidak lama kemudian Kerajaa Usmani (1923) lenyap, kemudian berdirilah Republik Turki, sebuah negara yang independent dan secara otomatis system kekhalifahan tidak ada lagi.
E. Hukum Pembunuhan Keluarga
            Kritik yang sering terdengar dari berbagai sistem pemerintahan yang didalamnya berupa kerajaan atau dinasti seperti Dinasti Usmani, ada kecendrungan kekuasaan akan bersifat waris mewarisi tanpa melihat kualitas putra mahkota yang akan mewarisi tahta yang ada, apakah dia memiliki kualitas sebagai pemimpin atau tidak, selain itu kekuasaan selalu diperebutkan oleh keturunannya yang sering terjadi konflik di dalamnya, hal ini seperti pernah terjadi pada masa dinasti Usmani ketika pasca Bayazid II, seterusnya di gantikan Salim I yang tekenal sangat kejam (Salim the Grim) karena ia tega melawan ayahnya dan membunuh saudara-saudaranya untuk merebut tahta kekuasaan.
        Melihata fakta-fakta perebutan kekuasaan yang tidak mengindahkan norma-norma ataupun nilai-nilai dalam memimpin tentunya semua itu akan mencitrakan bahwa kekuasaan yang bersifat aserfatif yang digagas oleh Max Webber sangat mendekati sebuah kebenaran, kebenaran yang dimaksud adalah kekuasaan berupa kerajaan akan mudah sekali terjadi konflik dan perebutan kekuasaan, tidak adanya kontrol untuk melihat berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh seorang Raja, Suara raja diibaratkan suara yang mewakili suara Tuhan di muka bumi ini.
F. Pembaharuan Kemal Ataturk
    Gerakan Nasionalis Turki
        Gerakan nasionalis Turki secara embrio sudah mulai muncul pada tahun 1919 ketika Dinasti Turki muali mengalami kemunduran dan mungkin menuju kehancuran dalam sistem khilafahnya, sedangkan dilihat dari sisi eksternal Turki pun mulai diserang oleh bangsa Eropa untuk diambil wilayahnya, Mustafa Kemal yang ketika itu masih menjadi Inspektur Jendral Angkatan Darat Kesembilan, muncul di Anatolio empat hari setelah invasi Yunani bersama beberapa temannya diantaranya Kazim Karabekir, Ali Fuad Pasha dan Husein Rauf untuk memperjuangkan perjuangan nasional, selanjutnya sebuah kongres delegasi profensi-profensi timur diselenggarakan di Erzerum dari tanggal 23 Juli sampai 19 Agustus 1919, yang menghasilkan resolusi antara lain menyatakan tuntutan atas kemerdekaan dan terciptanya persatuan bagi rakyat Turki yang bersatu dalam agama, ras dan tujuan. pada tnggal 4 September 1919 Kongres Erzerum dikukuhkan kebali oleh kongres di Sivas, yang di hadiri oleh seluruh kerajaan, sedangkan akhir dari resolusi itu terbentuklah enam pasal program yang dinamakan Misaki-Milli (Pakta Nasional).
        Mustafa Kemal Ataturk adalah tokoh perjuangan yang mewujudkan berdirinya negara republik Turki yang dirintis mulai tahun 1922, dibawah Kemal inilah negara Turki mengalami serangkaian reformasi radikal yang bertujuan mengubah Turki menjadi negara sekuler modern dengan mengikuti model laicite Perancis. perubahan radikal yang dilakukan Kemal antara lain mengenai pemisahan atau pembatasan peran agama (privat) hanya sebagai sistem kepercayaan yang terpisah dari ruang pablik, selain itu perubahan lain yang cukup mendasar adalah penghapusan sistem kekhalifahan, penutupan sekolah-sekolah Islam tradisional (madarasah) dan pembubaran pengadilan agama pada tahun 1924. sedangkan dalam perkembangan selanjutnya Kemal membubarkan pulasejumlah tarekat, melarang pemakaian tutup kepala khas Dinasti Usmani (fez) bagi laki-laki, menghalangi perempuan memakai kerudung, dan mengadopsi kalender Gregoria sebagai satu-satunya kalender resmi.
        Pembaharuan Turki ternyata tidak berhenti dari konsep-konsep mendasar yang telah lama dan hidup di Turki, melainkan pembaharuan terus gencar dilakukan oleh Kemal, tercatat pada tahun 1926 hukum pidana baru yang berdasarkan Swiss mulai diadopsi, pengadopsian ini merupakan babak baru untuk menandai akhirnya hubungan hukum negara dengan hukum yang berdasarkan syariah, pada tahun 1928 secara tegas Turki mendeklarasikan sebagai negara sekuler, Islam tidak lagi dianggap sebagai agama resmi negara dan alfabet Turki yang sudah dilatinkan mulai diadopsi, pada tahun 1935 negara secara resmi juga mengadopsi Hari Minggu sebagai hari libur Resmi.
Mustafa Kemal Atatruk melakukan beberapa perubahan dan pembaharuan dalam beberapa sektor, diantaranya sektor agama, bahasa, pemerintahan serta hukum. Pada I Januari 1935, pemerintah mengharuskan pemakaian nama keluarga bagi setiap orang  Turki dan melarang pemakaian gelar-gelar yang biasa dipakai pada masa  Turki Usmani. Mustafa Kemal menambahkan nama Ataturk, yang berarti Bapak Bangsa  Turki , sebagai nama keluarga. Pada tahun 1935 sistem kalender hijriyah diganti dengan sistem kalender masehi.
Demikianlah adanya Turki saat ini yang terus berkembang dan mempertahankan negara sekulernya, namun catatan yang cukup kritis adalah;
Pertama : Dengan sistem sekuler ini negara ingin mengontrol agama agar  agama tidak dijadikan legalisasi atau label untuk maraih kekuasaan seperti masa kekhalifan Dinasti Usmani terdahulu, selain itu langkah yang dibendung adalah negara ingin mengontrol ulama’ (pemakian baju turban oleh ulama dilarang serta penggunaan gelar yang melambangkan otoritas agama seperti “alim” dan “syaikh” juaga dilarang) dan tarekat sufi (fez) melalui lembaga pendidikan yang dipegang oleh pemerintah (kementrian pendidikan).
Kedua :     Dengan sistem sekuleristik total di Turki yang dilakukan oleh Kemal, terkadang ada pemaknaan yang sangat disayangkan, yaitu penghapusan berbagai sendi yang sangat fundamental  untuk menuju sebuah negara yang diimpikan yaitu negara modern, pertanyaannya kemudian apakah hanya denga jalan itukah kemoderenan bisa dilakukan? dengan mengekor dunia barat khususnya Eropa.
Sedangkan Untuk menilau bagaimana corak negara sekuler Turki, penyusun mengambil pendapat Donald Eugene Smith. Menurutnya sekulerisasi pemeriintahan ditandai oleh: (1). Pemisahan pemerintahan negara dan agama (2). Pengembangan pemerintahan, kekhalifahan ke sekuleristik baik hukum, ekonomi dan juga sosial. Dua ambiguinitas pengambilan keputusan negara modern Turki di atas sesungguhnya sebuah pengambilan keputusan yang sangat besar untuk munuju dunia modern dalam satu sisi namun disisi yang lain banyak pula yang mempertanyakan kesekuleran murni negara Turki seperti yang terjadi saat ini, dimana Perdana Mentrinya menggulirkan kembali masalah jilbab adalah HAM, bukan atas nama agama.
G. Kesimpulan
    Bebicara Turki saat ini secara historis tidak bisa dilepaskan dengan perjalanannya cukup panjang yang dimulai pada awal abad ke-13 hinga runtuhnya pada tahun 1922. sistem kekhalifaan Dinasti Usmani tentu sangat mewarnai berbagai kultur yang ada di Turki saat itu dengan mengadopsi sistem Islam-syariahnya, pun demikian gejolak-gejolak didalamnya sangat berjalan fluktuatif untuk terus mempertahankan sistem kekhalifaannya ketika itu, akan tetapi diakhir abag ke 19 semua itu mulai benar-benar goyah dengan hadirnya sosok tokoh yang dibanggakan oleh rakyat Turki yakni Mustafa Kemal Attruk. Mustafa Kemal Attruk, selain sebagai sosok pembaharu kekhalifaan menjadi republik Turki Modern ia juga menjadi sosok pemberontak dari sistem yang eksklusif yang dikuasai oleh kalangan agamawan yang disebut ulama dan kaum tarekat, dua kaum ini akhirnya secara tegas (setelah naiaknya Kemal ditampuk kekuasaan) dihapus di bumi Turki untuk menghilangkan dominasi berlebihan atas pemakaian simbol-simbol keagamaan oleh kedua golongan ini.
Daftar Pustaka
Albana, Jamal, Runtuhnya Negara Madinah, Islam Kemasyarakatan dan Islam Kenegaraan Yogyakarta: Pilar Media, Oktober 2005.
An-Na’im, Abdullah Ahmad, Islam dan Negara Sekuler Menegosiasikan Masa Depan Syariah. Bandung: Mizan, Juli 2007.
Adnin Armas, Tasaqafah; Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Islam, ISSN: 1411-0334, vol.3 No. 2 Jumada Ula 1428 H.
Azra, Azumardi, Relevansi Khalifah di Indonesia, dikutip dari, Kompas 18/08/07.
Black, Antony, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, Penerjemh Abdullah Ali dkk. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, Juli 2006.
Bosworth, G.E, Dinasti-Dinasti Islam, terj. Ilyas Hasan. Bandung: Mizan, 1993.
Gerges, Fawaz A, Amerika dan Islam Politik; Benturan Peradaban atau Benturan Kepentingan. Jakarta: Penerbit AlvaBet, September 2002.
Harian Jogja Berbudaya Membangun Kemandirian, “Obama Dukung Turki  di Uni-Eropa” Selasa Kliwon, 7 April 2009.
http://rifqiemaulana.wordpress.com/2009/01/15/dinasti-turki-utsmani.
Karim, M. Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, November 2007.
Lapidus, Ira. M, Sejarah Sosial Umat Islam Bagian kesatu & dua, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Juni 2000.
Maarif, Ahmad Syafii, Gerombolan Pengkhianat, Republika, 6 Juni 2006.
Nurlaili, Peradaban dan pemikiran Islam; Anatomi Sejarah dan Faktor-faktor Perkembangan Masyarakat, dalam Jurnal Ilmiah Madani; Trnsformasi Islam dan Kebudayaan, ISSN 1410-81423 Vol. 12 No. Januari 2008.
Redaksi, 16 Maret, 07 Peran "Lawrence Of Arabia" di Balik Berdirinya Kerajaan Saudi
Solihat, Ade, “Kemalisme: Budaya dan Negara Turki”, (atikel  dalam http://www.fib.ui.ac.id/index.php?option=com) Diselenggarakan oleh Departemen Linguistik dan Departemen Susastra FIB UI pada tanggal 10 Mei 2005.
Wahyudi, Yudian, dalam Promosi Doktor M. Fathoni hasyim Fiqih Imam Al-Bukhari, di ajukan pada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, pada tanggal 6 April 2009 di uang Ujian Promosi Doktoral, pukul 14.00-16.00.
Watt, William Montgomey, Fundamentalisme Islam dan Moderenitas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, diterjemahkan oleh Taufik Adnan.






  

1 komentar:

  1. Easy "water hack" burns 2 lbs OVERNIGHT

    Over 160 thousand women and men are losing weight with a easy and SECRET "liquid hack" to drop 2 lbs each night while they sleep.

    It is simple and works on everybody.

    This is how to do it yourself:

    1) Grab a clear glass and fill it up with water half glass

    2) Now use this proven HACK

    and you'll be 2 lbs lighter as soon as tomorrow!

    BalasHapus